CONTOH KARYA TULIS ILMIAH BUDIDAYA IKAN MAS
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG MASALAH
Dewasa ini
ikan Mas sangat dibutuhkan oleh masyarakat, disamping dapat menambah gizi
masyarakat juga bisa menambah penghasilan petani pengusaha ikan. Ikan Mas
sangat mudah pemeliharaanya dan mempunyai pertumbuhan yang cukup baik. Potensi
perairan air tawar Indonesia sangat besar, potensi tersebut bisa dimanfaatkan
sebagai media pemeliharaan Ikan Mas.
Seiring dengan
kehidupan bangsa Indonesia yang sedang mengalami krisis ekonomi, maka perlu
dicari jalan keluar untuk mengatasi hal tersebut diatas. Salah satu cara yang
dapat mengatasi krisi ekonomi adalah membuka usaha Budidaya Ikan Mas.
Keberadaan Ikan
Mas menjadikan Indonesia memiliki sumber daya lestari terpendam yang khas dan
diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi peningkatan kesejahteraan dan taraf
hidup masyarakat. Usaha Budidaya Ikan Mas jika dilakukan secara profesional
dapat memberikan keuntungan ganda kepada pengusahanya. Hal yang dapat dijual
dari hasil budidaya adalah kualitas ikan yang bermutu.
1.2 RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan
latar belakang di atas, maka dapat identifikasikan beberapa rumusan masalah
sebagai berikut:
a. Budidaya ikan
mas dapat memajukan perekonomian Indonesia
b.
Kandungan
gizi dari Ikan mas
c. Analisis usaha
dari mulai pembuatan sampai perhitungan keuntungan.
d. Faktor-faktor
pendukung dan penghambat penjualan / pemasaran.
e. Dibutuhkan
keuletan pembudidaya dalam mengelola Ikan, dan mengerti tentang bagaimana cara
membudidaya ikan mas yang efektif.
1.3
TUJUAN PENULISAN
Adapun
tujuan dalam penulisan karya ilmiah ini adalah sebagai berikut:
1) Menjelaskan
cara membudidaya ikan Mas.
2) Menjelaskan manfaat dan kandungan gizi ikan Mas.
3)
Menjelaskan Analisis ekonomi Penjualan.
BAB
II
PEMBAHASAN
BUDIDAYA
IKAN MAS
2.1 SEJARAH
SINGKAT
Ikan
mas merupakan jenis ikan konsumsi air tawar, berbadan memanjang pipih kesamping dan lunak. Ikan mas sudah
dipelihara sejak tahun 475 sebelum masehi di
Cina. Di Indonesia ikan mas mulai dipelihara sekitar tahun 1920. Ikan mas yang terdapat di Indonesia merupakan
merupakan ikan mas yang dibawa dari Cina,
Eropa, Taiwan dan Jepang. Ikan mas Punten dan Majalaya
merupakan hasil seleksi di Indonesia. Sampai saat ini sudah terdapat 10 ikan mas yang dapat diidentifikasi berdasarkan
karakteristik morfologisnya.
2.2 SENTRA
PERIKANAN
Budidaya
ikan mas telah berkembang pesat di kolam biasa, di sawah, waduk, sungai air deras, bahkan ada yang dipelihara
dalam keramba di perairan umum. Adapun sentra
produksi ikan mas adalah: Ciamis, Sukabumi, Tasikmalaya,
Bogor, Garut, Bandung, Cianjur, Purwakarta
2.3 MANFAAT
1)
Sebagai sumber penyediaan protein hewani.
2)
Sebagai ikan hias.
2.4 PERSYARATAN LOKASI
1) Tanah yang baik untuk kolam pemeliharaan adalah jenis tanah liat/lempung, tidak berporos. Jenis tanah tersebut dapat menahan massa air yang
besar dan tidak bocor sehingga
dapat dibuat pematang/dinding kolam.
2) Kemiringan tanah yang baik untuk pembuatan kolam
berkisar antara 3-5% untuk
memudahkan pengairan kolam secara gravitasi.
3) Ikan mas dapat tumbuh normal, jika lokasi pemeliharaan
berada pada ketinggian
antara 150-1000 m dpl.
4) Kualitas air untuk pemeliharaan ikan mas harus bersih,
tidak terlalu keruh dan
tidak tercemar bahan-bahan kimia beracun, dan minyak/limbah pabrik.
5) Ikan mas dapat berkembang pesat di kolam, sawah,
kakaban, dan sungai air deras.
Kolam dengan sistem pengairannya yang mengalir sangat baik bagi pertumbuhan dan perkembangan fisik ikan mas. Debit air
untuk kolam air tenang 8-15 liter/detik/ha,
sedangkan untuk pembesaran di kolam air deras debitnya
100 liter/menit/m3.
6) Keasaman air (pH) yang baik adalah antara 7-8.
7) Suhu air yang baik berkisar antara 20-25 derajat C.
2.5 PEDOMAN
TEKNIS BUDIDAYA
2.5.1
Penyiapan Sarana dan Peralatan
1)
Kolam
Lokasi kolam dicari
yang dekat dengan sumber air dan bebas banjir. Kolam dibangun di lahan yang landai dengan kemiringan
2–5% sehingga memudahkan pengairan kolam
secara gravitasi.
a) Kolam
pemeliharaan induk
Luas kolam tergantung
jumlah induk dan intensitas pengelolaannya. Sebagai contoh untuk 100 kg induk memerlukan
kolam seluas 500 meter persegi bila hanya
mengandalkan pakan alami dan dedak. Sedangkan bila diberi pakan pelet, maka untuk 100 kg induk memerlukan luas
150-200 meter persegi saja. Bentuk kolam
sebaiknya persegi panjang dengan dinding bisa
ditembok atau kolam tanah dengan dilapisi anyaman bambu bagian dalamnya. Pintu pemasukan air bisa dengan paralon
dan dipasang sarinya, sedangkan untuk
pengeluaran air sebaiknya berbentuk monik.
b) Kolam
pemijahan
Tempat pemijahan
dapat berupa kolam tanah atau bak tembok. Ukuran/luas kolam pemijahan tergantung jumlah induk yang
dipijahkan dengan bentuk kolam empat persegi
panjang. Sebagai patokan bahwa untuk 1 ekor
induk dengan berat 3 kg memerlukan luas kolam sekitar 18 m2 dengan 18 buah ijuk/kakaban. Dasar kolam dibuat miring
kearah pembuangan, untuk menjamin agar dasar
kolam dapat dikeringkan. Pintu pemasukan bisa
dengan pralon dan pengeluarannya bisa juga memakai pralon (kalau ukuran kolam kecil) atau pintu monik. Bentuk
kolam penetasan pada dasarnya sama dengan
kolam pemijahan dan seringkali juga untuk
penetasan menggunakan kolam pemijahan. Pada kolam penetasan diusahakan agar air yang masuk dapat menyebar ke
daerah yang ada telurnya.
c) Kolam
pendederan
Bentuk kolam
pendederan yang baik adalah segi empat. Untuk kegiatan pendederan ini biasanya ada beberapa kolam yaitu
pendederan pertama dengan luas 25-500 m2 dan
pendederan lanjutan 500-1000 m2 per petak.
Pemasukan air bisa
dengan pralon dan pengeluaran/ pembuangan dengan pintu berbentuk monik. Dasar kolam dibuatkan kemalir
(saluran dasar) dan di dekat pintu pengeluaran
dibuat kubangan. Fungsi kemalir adalah tempat
berkumpulnya benih saat panen dan kubangan untuk memudahkan penangkapan benih. dasar kolam dibuat miring ke arah pembuangan. Petak tambahan air yang mempunyai kekeruhan
tinggi (air sungai) maka perlu dibuat bak
pengendapan dan bak penyaringan.
2)
Peralatan
Alat-alat yang biasa
digunakan dalam usaha pembenihan ikan mas diantaranya adalah: jala, waring (anco), hapa (kotak dari
jaring/kelambu untuk menampung sementara induk
maupun benih), seser, ember-ember, baskom
berbagai ukuran, timbangan skala kecil (gram) dan besar (kg) cangkul, arit, pisau
serta piring secchi (secchi disc) untuk mengukur kadar kekeruhan.
Sedangkan peralatan
lain yang digunakan untuk memanen/menangkap ikan mas antara lain adalah warring/scoopnet yang
halus, ayakan panglembangan diameter 100 cm,
ayakan penandean diameter 5 cm, tempat menyimpan
ikan, keramba kemplung, keramba kupyak, fish bus (untuk mengangkut ikan jarak dekat), kekaban (untuk tempat
penempelan telur yang bersifat melekat), hapa
dari kain tricote (untuk penetasan telur secara terkontrol)
atau kadang-kadang untuk penangkapan benih, ayakan penyabetan dari alumunium/bambu, oblok/delok (untuk
pengangkut benih), sirib (untuk menangkap
benih ukuran 10 cm keatas), anco/hanco (untuk menangkap
ikan), lambit dari jaring nilon (untuk menangkap ikan konsumsi), scoopnet (untuk menangkap benih ikan yang berumur satu
minggu keatas), seser (gunanya= scoopnet,
tetapi ukurannya lebih besar), jaring berbentuk segiempat
(untuk menangkap induk ikan atau ikan konsumsi).
3)
Persiapan Media
Yang dimaksud dengan
persiapan adalah melakukan penyiapan media untuk pemeliharaan ikan, terutama mengenai
pengeringan, pemupukan dll.
Dalam menyiapkan
media pemeliharaan ini, yang perlu dilakukan adalah pengeringan kolam selama beberapa hari, lalu
dilakukan pengapuran untuk memberantas hama dan
ikan-ikan liar sebanyak 25-200 gram/meter persegi, diberi pemupukan berupa pupuk buatan, yaitu urea dan TSP
masing-masing dengan dosis 50-700 gram/meter
persegi, bisa juga ditambahkan pupuk buatan
yang berupa urea dan TSP masing-masing dengan dosis 15 gram dan 10 gram/meter persegi.
2.5.2
Pembibitan
1)
Pemilihan Bibit dan Induk
Usaha pembenihan ikan
mas dapat dilakukan dengan berbagai cara yaitu secara tradisional, semi intensif dan secara
intensif. Dengan semakin meningkatnya
teknologi budidaya ikan, khususnya teknologi pembenihan maka telah dilaksanakan penggunaan induk-induk yang
berkualitas baik.
Keberhasilan usaha
pembenihan tidak lagi banyak bergantung pada kondisi alam namun manusia telah banyak menemukan
kemajuan diantaranya pemijahan dengan hipofisisasi,
peningkatan derajat pembuahan telur dengan teknik
pembunuhan buatan, penetasan telur secara terkontrol, pengendalian kuantitas dan kualitas air, teknik kultur makanan alami dan
pemurnian kualitas induk ikan. Untuk
peningkatan produksi benih perlu dilakukan penyeleksian
terhadap induk ikan mas.
Adapun ciri-ciri
induk jantan dan induk betina unggul yang sudah matang untuk dipijah adalah sebagai berikut:
a) Betina:
umur antara 1,5-2 tahun dengan berat berkisar 2 kg/ekor; Jantan: umur minimum 8 bulan dengan berat berkisar 0,5
kg/ekor.
b) Bentuk
tubuh secar akeseluruhan mulai dari mulut sampai ujung sirip ekor mulus, sehat, sirip tidak cacat.
c) Tutup
insan normal tidak tebal dan bila dibuka tidak terdapat bercak putih; panjang kepala minimal 1/3 dari panjang badan;
lensa mata tampak jernih.
d) Sisik
tersusun rapih, cerah tidak kusam.
e) Pangkal
ekor kuat dan normal dengan panjang panmgkal ekor harus lebih panjang dibandingkan lebar/tebal ekor.
Sedangkan ciri-ciri
untuk membedakan induk jantan dan induk betina adalah sebagai berikut:
a)
Betina
· Badan bagian perut besar, buncit dan lembek.
· Gerakan lambat, pada malam hari biasanya
loncat-loncat.
· Jika perut distriping mengeluarkan cairan berwarna kuning.
b)
Jantan
· Badan tampak langsing.
· Gerakan lincah dan gesit.
· Jika perut distriping mengeluarkan cairan sperma
berwarna putih.
2)
Sistim Pembenihan/Pemijahan
Saat
ini dikenal dua macam sistim pemijahan pada budidaya ikan mas, yaitu:
a)
Sistim pemijahan tradisional
Dikenal
beberapa cara melakukan pemijahan secara tradisional, yaitu:
· Cara sunda: (1) luas kolam pemijahan 25-30 meter
persegi, dasar kolam
sedikit berlumpur, kolam dikeringkan lalu diisi air pada pagi hari, induk dimasukan pada sore hari; (2) disediakan injuk untuk
menepelkan telur; (3) setelah proses pemijahan
selesai, ijuk dipindah ke kolam penetasan.
· Cara cimindi: (1) luas kolam pemijahan 25-30 meter
persegi, dasar kolam
sedikit berlumpur, kolam dikeringkan lalu diisi air pada pagi hari, induk dimasukan pada sore hari; kolam pemijahan merupakan
kolam penetasan; (2) disediakan injuk untuk
menepelkan telur, ijuk dijepit bambu dan
diletakkan dipojok kolam dan dibatasi pematang antara dari tanah; (3) setelah proses pemijahan selesai induk
dipindahkan ke kolam lain; (4) tujuh hari
setelah pemijahan ijuk ini dibuka kemudian sekitar
2-3 minggu setelah itu dapat dipanen benih-benih ikan.
· Cara rancapaku: (1) luas kolam pemijahan 25-30 meter
persegi, dasar kolam
sedikit berlumpur, kolam dikeringkan lalu diisi air pada pagi hari, induk dimasukan pada sore hari; kolam pemijahan merupakan
kolam penetasan, batas pematang antara terbuat
dari batu; (2) disediakan rumput kering untuk
menepelkan telur, rumput disebar merata di seluruh
permukaan air kolam dan dibatasi pematang antara dari tanah;
(3)
setelah proses pemijahan selesai induk tetap di kolam pemijahan.;
(4)
setelah benih ikan kuat maka akan berpindah tempat melalui sela bebatuan, setelah 3 minggu maka benih dapat
dipanen.
· Cara sumatera: (1) luas kolam pemijahan 5 meter
persegi, dasar kolam sedikit
berlumpur, kolam dikeringkan lalu diisi air pada pagi hari, induk dimasukan pada sore hari; kolam pemijahan merupakan kolam
penetasan; (2) disediakan injuk untuk menepelkan
telur, ijuk ditebar di permukaan air; (3)
setelah proses pemijahan selesai induk dipindahkan ke kolam lain; (4) setelah benih berumur 5 hari lalu
pindahkan ke kolam pendederan.
· Cara dubish: (1) luas kolam pemijahan 25-50 meter
persegi, dibuat parit keliling
dengan lebar 60 cm dalam 35 cm, kolam dikeringkan lalu diisi air pada pagi hari, induk dimasukan pada sore hari; kolam
pemijahan merupakan kolam penetasan; (2)
sebagai media penempel telur digunakan tanaman
hidup seperti Cynodon dactylon setinggi 40 cm; (3) setelah proses pemijahan selesai induk dipindahkan ke kolam
lain; (4) setelah benih berumur 5 hari lalu
pindahkan ke kolam pendederan.
· Cara hofer: (1) sama seperti cara dubish hanya tidak
ada parit dan tanaman
Cynodon dactylon dipasang di depan pintu pemasukan air.
b.
Sistim kawin suntik
Pada sisitim ini
induk baik jantan maupun betina yang matang bertelur dirangsang untuk memijah
setelah penyuntikan ekstrak kelenjar hyphofise ke dalam tubuh ikan. Kelenjar hyphofise
diperoleh dari kepala ikan donor
(berada dilekukan
tulang tengkorak di bawah otak besar). Setelah suntikan dilakukan dua kali, dalam tempo 6 jam
induk akan terangsang melakukan pemijahan.
Sistim ini memerlukan biaya yang tinggi, sarana yang
lengkap dan perawatan yang intensif.
c)
Pembenihan/Pemijahan
Hal
yang perlu diperhatikan dalam melakukan pemijahan ikan mas:
1) Dasar
kolam tidak berlumpur, tidak bercadas.
2) Air
tidak terlalu keruh; kadar oksigen dalam air cukup; debit air cukup; dan suhu berkisar 25 derajat C.
3) Diperlukan
bahan penempel telur seperti ijuk atau tanaman air.
4) Jumlah
induk yang disebar tergantung dari luas kolam, sebagai patokan seekor induk berat 1 kg memerlukan kolam seluas
5 meter persegi.
5) Pemberian
makanan dengan kandungan protein 25%. Untuk pellet diberikan secara teratur 2 kali sehari (pagi dan
sore hari) dengan takaran 2-4% dari jumlah
berat induk ikan.
d)
Pemeliharaan Bibit/Pendederan
Pendederan atau
pemeliharaan anak ikan mas dilakukan setelah telur-telur hasil pemijahan menetas. Kegiatan ini dilakukan
pada kolam pendederan (luas 200-500 meter
persegi) yang sudah siap menerima anak ikan dimana kolam tersebut dikeringkan terlebih dahulu serta
dibersihkan dari ikan-ikan liar. Kolam diberi
kapur dan dipupuk sesuai ketentuan. Begitu pula dengan pemberian pakan untuk bibit diseuaikan dengan ketentuan.
Pendederan ikan mas
dilakukan dalam beberapa tahap, yaitu:
1) Tahap
I: umur benih yang disebar sekitar 5-7 hari(ukuran1-1,5 cm); jumlah benih yang disebar=100-200 ekor/meter persegi;
lama pemeliharaan 1 bulan; ukuran benih
menjadi 2-3 cm.
2) Tahap
II: umur benih setelah tahap I selesai; jumlah benih yang disebar=50-75 ekor/meter persegi; lama
pemeliharaan 1 bulan; ukuran benih menjadi 3-5
cm.
3) Tahap
III: umur benih setelah tahap II selesai; jumlah benih yang disebar=25-50 ekor/meter persegi; lama
pemeliharaan 1 bulan; ukuran benih menjadi 5-8
cm; perlu penambahan makanan berupa dedak halus 3-5%
dari jumlah bobot benih.
4) Tahap
IV: umur benih setelah tahap III selesai; jumlah benih yang disebar=3-5 ekor/meter persegi; lama
pemeliharaan 1 bulan; ukuran benih menjadi
8-12 cm; perlu penambahan makanan berupa dedak halus 3-5% dari jumlah bobot benih.
e)
Perlakuan dan Perawatan Bibit
Apabila benih belum
mencapai ukuran 100 gram, maka benih diberi pakan pelet 2 mm sebanyak 3 kali bobot total benih
yang diberikan 4 kali sehari selama 3 minggu.
2.5.3
Pemeliharaan Pembesaran
Pemeliharaan
pembesaran dapat dilakukan secara polikultur maupun monokultur.
a)
Polikultur
1) ikan
mas 50%, ikan tawes 20%, dan mujair 30%, atau
2) ikan
mas 50%, ikan gurame 20% dan ikan mujair 30%.
b)
Monokultur
Pemeliharaan sistem
ini merupakan pemeliharaan terbaik dibandingkan dengan polikultur dan pada sistem ini dilakukan
pemisahan antara induk jantan dan betina.
1) Pemupukan
Pemupukan dengan
kotoran kandang (ayam) sebanyak 250-500 gram/m2, TSP 10 gram/m2, Urea 10 gram/m2, kapur 25-100
gram/m2. Setelah itu kolam diisi air 39-40 cm.
Biarkan 5-7 hari. Dua hari setelah pengisian air, kolam disemprot dengan insektisida organophosphat seperti
Sumithion 60 EC, Basudin 60 EC dengan dosis
2-4 ppm. Tujuannya untuk memberantas serangga
dan udang-udangan yang memangsa rotifera. Setelah 7 hari kemudian, air ditinggikan sekitar 60 cm. Padat penebaran
ikan tergantung pemeliharaannya. Jika hanya
mengandalkan pakan alami dan dedak, maka padat
penebaran adalah 100-200 ekor/m2, sedangkan bila diberi pakan pellet, maka penebaran adalah 300-400 ekor/m2 (benih lepas
hapa). Penebaran dilakukan pada pagi/sore hari
saat suhu rendah.
2) Pemberian Pakan
Dalam pembenihan
secara intensif biasanya diutamakan pemberian pakan buatan. Pakan yang berkualitas baik mengandung
zat-zat makanan yang cukup, yaitu protein yang
mengandung asam amino esensial, karbohidrat, lemak,
vitamin dan mineral. Perawatan larva dalam hapa sekitar 4-5 hari.
Setelah larva tidak
menempel pada kakaban (3-4 hari kemudian) kakaban diangkat dan dibersihkan. Pemberian pakan untuk
larva, 1 butir kuning telur rebus untuk
100.000 ekor/hari. Caranya kuning telur dibuat suspensi (1/4 liter air untuk 1 butir), kuning telur diremas dalam kain
kemudian diberikan pada benih, perawatan 5-7
hari.
3) Pemeliharaan
Kolam/Tambak
Dalam hal
pemeliharaan ikan mas yang tidak boleh terabaikan adalah menjaga kondisi perairan agar kualitas air cukup
stabil dan bersih serta tidak tercemari/teracuni
oleh zat beracun.
2.6 HAMA
DAN PENYAKIT
2.6.1
Hama
1) Bebeasan
(Notonecta)
2) Berbahaya
bagi benih karena sengatannya. Pengendalian: menuangkan minyak tanah ke permukaan air 500 cc/100 meter
persegi.
3)
Ucrit (Larva cybister)
4) Menjepit
badan ikan dengan taringnya hingga robek. Pengendalian: sulit diberantas; hindari bahan organik menumpuk di
sekitar kolam.
5) Kodok
6) Makan
telur telur ikan. Pengendalian: sering membuang telur yang mengapung; menagkap dan membuang hidup-hidup.
7)
Ular
8) Menyerang benih dan ikan kecil. Pengendalian:
lakukan penangkapan; pemagaran
kolam.
9) Lingsang
10) Memakan ikan pada
malam hari. Pengendalian:pasang jebakan berumpun.
11) Burung
12) Memakan benih yang
berwarna menyala seperti merah, kuning.
13) Pengendalian: diberi penghalang bambu agar supaya sulit menerkam;
diberi rumbai-rumbai atau tali
penghalang.
14) Ikan gabus
15) Memangsa ikan kecil. Pengendalian:pintu
masukan air diberi saringan atau dibuat bak filter.
2.6.2 Penyakit
1) Bintik
merah (White spot)
Gejala: pada bagian tubuh (kepala, insang, sirip) tampak
bintik-bintik putih, pada
infeksi berat terlihat jelas lapisan putih, menggosok-gosokkan badannya pada benda yang ada disekitarnya dan berenang
sangat lemah serta sering muncul di permukaan
air. Pengendalian: direndam dalam larutan
Methylene blue 1% (1 gram dalam 100 cc air) larutan ini diambil 2-4 cc dicampur 4 liter air selama 24 jam dan Direndam dalam
garam dapur NaCl selama 10 menit, dosis 1-3
gram/100 cc air.
2)
Bengkak insang dan badan ( Myxosporesis)
Gejala: tutup insang selalu terbuka oleh bintik kemerahan,
bagian punggung terjadi
pendarahan. Pengendalian; pengeringan kolam secara total, ditabur
kapur tohon 200 gram/m2, biarkan selama 1-2 minggu.
3) Cacing insang,
sirip, kulit (Dactypogyrus dan girodactylogyrus)
Gejala: ikan tampak kurus, sisik kusam, sirip ekor
kadang-kadang rontok, ikan
menggosok-gosokkan badannya pada benda keras disekitarnya, terjadi pendarahan dan menebal pada insang. Pengendalian:
(1) direndan dalam larutan formalin 250
gram/m3 selama 15 menit dan direndam dalam Methylene
blue 3 gram/m3 selama 24 jam; (2) hindari penebaran ikan yang berlebihan.
4) Kutu ikan (argulosis)
Gejala: benih dan induk menjadi kurus, karena dihisap
darahnya. Bagian kulit,
sirip dan insang terlihat jelas adanya bercak merah (hemorrtage).
Pengendalian: (1) ikan yang terinfeksi direndan dalam garam dapur
20 gram/liter air selama 15
menit dan direndam larutan PK 10 ppm (10 ml/m3) selama
30 menit; (2) dengan pengeringan kolam hingga retak-retak.
5) Jamur
(Saprolegniasis)
Menyerang bagian
kepala, tutup insang, sirip dan bagian yang lainnya.
Gejala: tubuh yang diserang tampak seperti kapas. Telur yang
terserang jamur,
terlihat benang halus seperti kapas. Pengendalian: direndam dalam
larutan Malactile green oxalat (MGO) dosis 3 gram/m3
selama 30 menit; telur yang terserang direndam
dengan MGO 2-3 gram/m3 selama 1 jam.
6) Gatal (Trichodiniasis)
Menyerang benih ikan.
Gejala: gerakan lamban; suka menggosok-gosokan badan pada sisi kolam/aquarium. Pengendalian:
rendam selam 15 menit dalam larutan formalin
150-200 ppm.
7) Bakteri psedomonas
flurescens
Penyakit yang sangat
ganas. Gejala: pendarahan dan bobok pada kulit; sirip ekor terkikis. Pengendalian: pemberian
pakan yang dicampur oxytetracycline 25-30
mg/kg ikan atau sulafamerazine 200mg/kg ikan selama 7 hari berturut-turut.
Secara umum hal-hal
yang dilakukan untuk dapat mencegah timbulnya
penyakit dan hama
pada budidaya ikan mas:
1) Pengeringan dasar
kolam secara teratur setiap selesai panen.
2) Pemeliharaan ikan
yang benar-benar bebas penyakit.
3) Hindari penebaran
ikan secara berlebihan melebihi kapasitas.
4) Sistem pemasukan
air yang ideal adalah paralel, tiap kolam diberi satu pintu pemasukan air.
5) Pemberian pakan
cukup, baik kualitas maupun kuantitasnya.
6) Penanganan saat
panen atau pemindahan benih hendaknya dilakukan secara hati-hati dan benar.
7) Binatang seperti
burung, siput, ikan seribu (lebistus reticulatus peters) sebagai pembawa penyakit jangan dibiarkan masuk
ke areal perkolaman.
2.7 PANEN
2.7.1 Pemanenan Benih
Sebelum
dilakukan pemanenan benih ikan, terlebih dahulu dipersiapkan alatalat tangkap dan sarana perlengkapannya. Beberapa
alat tangkap dan sarana yang disiapkan
diantaranya keramba, ember biasa, ember lebar, seser halus sebagai alat tangkap benih, jaring atau hapa sebagai penyimpanan
benih sementara, saringan yang digunakan untuk
mengeluarkan air dari kolam agar benih ikan
tidak terbawa arus, dan bak-bak penampungan yang berisi air bersih untuk penyimpanan benih hasil panen.
Panen
benih ikan dimulai pagi-pagi, yaitu antara jam 04.00–05.00 pagi dan sebaiknya berakhir tidak lebih dari jam 09.00
pagi. Hal ini dimaksudkan untuk menghindari
terik matahari yang dapat mengganggu benih ikan kesehatan tersebut. Pemanenan dilakukan mula-mula dengan menyurutkan
air kolam pendederan sekitar pkul 04.00 atau
05.00 pagi secara perlahan-lahan agar ikan tidak
stres akibat tekanan air yang berubah secara mendadak. Setelah air surut
benih mulai ditangkap dengan seser halus atau jaring
dan ditampung dalam ember atau keramba.
Benih
dapat dipanen setelah dipelihara selama 21 hari. Panenan yang dapat diperoleh dapat mencapai 70-80% dengan ukuran
benih antara 8-12 cm.
2.7.2 Cara
Perhitungan Benih
Untuk
mengetahui benih ikan hasil panenan yang disimpan dalam bak penyimpanan maka sebelum dijual, terlebih dahulu
dihitung jumlahnya. Cara menghitung benih
umumnya dengan memakai takaran, yaitu dengan menggunakan
sendok untuk larva dan kebul, cawan untuk menghitung putihan, dan dihitung per ekor untuk benih ukuran glondongan.
Penghitungan benih biasanya dengan cara:
a) Penghitungan
dengan sendok.
b) Penghitungan
dengan mangkok.
2.7.3 Pembersihan
Pada
umumnya, dasar kolam pendederan sudah dirancang miring dan ada saluran di tengah kolam, selain itu pada dasar
kolam tersebut ada bagian yang lebih dalam dengan
ukuran 1-2 meter persegi sehingga ketika air menyurut, maka benih ikan akan mengumpul di bagian kolam yang dalam
tersebut. Benih ikan lalu ditangkap sampai
habis dan tidak ada yang ketinggalan dalam kolam.
Benih
ikan tersebut semuanya disimpan dalam bak-bak penampungan yang telah disiapkan.
2.7.4 Pemanenan Hasil
Pembesaran
Untuk
menangkap/memanen ikan hasil pembesaran umumnya dilakukan panen total. Umur ikan mas yang dipanen berkisar
antara 3-4 bulan dengan berat berkisar antara
400-600 gram/ekor. Panen total dilakukan dengan cara mengeringkan kolam, hingga ketinggian air tinggal 10-20 cm.
Petak pemanenan/petak penangkapan dibuat
seluas 2 meter persegi di depan pintu pengeluaran
(monnik), sehingga memudahkan dalam penangkapan ikan.
Pemanenan
dilakukan pagi hari saat keadaan tidak panas dengan menggunakan waring atau scoopnet yang halus.
Lakukan pemanenan secepatnya dan hati-hati
untuk menghindari lukanya ikan.
2.8 PASCA
PANEN
Penanganan
pascapanen ikan mas dapat dilakukan dengan cara penanganan ikan hidup maupun ikan segar.
1) Penanganan ikan
hidup
Adakalanya ikan
konsumsi ini akan lebih mahal harganya bila dijual dalam keadaan hidup. Hal yang perlu diperhatikan agar
ikan tersebut sampai ke konsumen dalam keadaan
hidup, segar dan sehat antara lain:
a) Dalam
pengangkutan gunakan air yang bersuhu rendah sekitar 20 derajat
b) Waktu
pengangkutan hendaknya pada pagi hari atau sore hari.
c) Jumlah
kepadatan ikan dalam alat pengangkutan tidak terlalu padat.
2) Penanganan ikan
segar
Ikan segar mas
merupakan produk yang cepat turun kualitasnya. Hal yang perlu diperhatikan untuk mempertahankan
kesegaran antara lain:
a) Penangkapan
harus dilakukan hati-hati agar ikan-ikan tidak luka.
b) Sebelum
dikemas, ikan harus dicuci agar bersih dan lendir.
c) Wadah
pengangkut harus bersih dan tertutup. Untuk pengangkutan jarak dekat (2 jam perjalanan), dapat digunakan
keranjang yang dilapisi dengan daun
pisang/plastik. Untuk pengangkutan jarak jauh digunakan kotak dan seng atau fiberglass. Kapasitas kotak maksimum 50 kg dengan
tinggi kotak maksimum 50 cm.
d) Ikan
diletakkan di dalam wadah yang diberi es dengan suhu 6-7 derajat C.
Gunakan es berupa
potongan kecil-kecil (es curai) dengan perbandingan jumlah es dan ikan=1:1. Dasar kotak dilapisi es
setebal 4-5 cm. Kemudian ikan disusun di atas
lapisan es ini setebal 5-10 cm, lalu disusul lapisan es lagi dan seterusnya. Antara ikan dengan dinding kotak
diberi es, demikian juga antara ikan dengan
penutup kotak.
3)
Sedangkan hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pananganan benih adalah sebagai berikut:
a) Benih
ikan harus dipilih yang sehat yaitu bebas dari penyakit, parasit dan tidak cacat. Setelah itu, benih ikan baru
dimasukkan ke dalam kantong plastik (sistem
tertutup) atau keramba (sistem terbuka).
b) Air
yang dipakai media pengangkutan harus bersih, sehat, bebas hama dan penyakit serta bahan organik lainya. Sebagai
contoh dapat digunakan air sumur yang telah
diaerasi semalam.
c) Sebelum
diangkut benih ikan harus diberok dahulu selama beberapa hari. Gunakan tempat pemberokan berupa bak yang berisi
air bersih dan dengan aerasi yang baik. Bak
pemberokan dapat dibuat dengan ukuran 1 m x 1
m atau 2 m x 0,5 m. Dengan ukuran tersebut, bak pemberokan dapat menampung benih ikan mas sejumlah 5000–6000 ekor
dengan ukuran 3-5 cm. Jumlah benih dalam
pemberokan harus disesuaikan dengan ukuran
benihnya.
d) Berdasarkan
lama/jarak pengiriman, sistem pengangkutan benih terbagi menjadi dua bagian, yaitu:
· Sistem terbuka
Dilakukan untuk mengangkut benih dalam jarak dekat atau tidak memerlukan waktu yang lama. Alat pengangkut
berupa keramba.
Setiap keramba dapat diisi air bersih 15 liter dan dapat untuk mengangkut sekitar 5000 ekor benih ukuran 3-5
cm.
· Sistem tertutup
Dilakukan untuk
pengangkutan benih jarak jauh yang memerlukan waktu lebih dari 4-5 jam, menggunakan kantong
plastik. Volume media pengangkutan terdiri
dari air bersih 5 liter yang diberi buffer Na2(hpo)4.H2O
sebanyak 9 gram. Cara pengemasan benih ikan yang diangkut dengan kantong plastik: (1) masukkan air bersih ke dalam
kantong plastik kemudian benih; (3) hilangkan udara
dengan menekan kantong plastik ke permukaan
air; (3) alirkan oksigen dari tabung dialirkan
ke kantong plastik sebanyak 2/3 volume keseluruhan rongga (air:oksigen=1:2); (4) kantong plastik lalu diikat. (5)
kantong plastik dimasukkan ke dalam dos dengan
posisi membujur atau ditidurkan.
Dos yang berukuran
panjang 0,50 m, lebar 0,35 m, dan tinggi 0,50 m dapat diisi 2 buah kantong plastik.
Beberapa hal yang
perlu diperhatikan setelah benih sampai di tempat tujuan adalah sebagai berikut:
1) Siapkan
larutan tetrasiklin 25 ppm dalam waskom (1 kapsul tertasiklin dalam 10 liter air bersih).
2) Buka
kantong plastik, tambahkan air bersih yang berasal dari kolam setempat sedikit demi sedikit agar perubahan
suhu air dalam kantong plastik terjadi
perlahan-lahan.
3) Pindahkan
benih ikan ke waskom yang berisi larutan tetrasiklin selama 1- 2 menit.
4) Masukan
benih ikan ke dalam bak pemberokan. Dalam bak pemberokan benih ikan diberi pakan secukupnya. Selain itu,
dilakukan pengobatan dengan tetrasiklin 25 ppm
selama 3 hari berturut-turut. Selain tetrsikli dapat
juga digunakan obat lain seperti KMNO4 sebanyak 20 ppm atau formalin sebanyak 4% selama 3-5 menit.
5) Setelah
1 minggu dikarantina, tebar benih ikan di kolam budidaya.
2.9 ANALISIS
EKONOMI BUDIDAYA
2.9.1 Analisis Usaha
Budidaya
Analisis budidaya
ikan mas koki dengan luas lahan 70 m2 (kapasitas 1000 ekor) selama 7 bulan pada tahun 1999 di daerah Jawa
Barat.
1) Biaya produksi
a) Sewa
dan pembuatan kolam Rp. 1.500.000,-
b) Benih
ikan 1.000 ekor, @ Rp.100,- Rp. 100.000,-
c)
Pakan
·
Cacing rambut 150 kg @ Rp. 1.500,- Rp. 225.000,-
· Pelet udang 10 kg @ Rp. 9.500,- Rp. 95.000,-
· Tepung jagung 50 kg @ Rp. 1.500,- Rp. 75.000,-
·
Ganti air 7 bulan x 4 x2 @ Rp. 5.000,- Rp. 140.000,-
· Tenaga kerja 28 minggu @ Rp.10.000,- Rp. 280.000,-
· Obat-oabatan Rp. 10.000,-
d) Peralatan
Rp. 50.000,-
e) Lain-lain
Rp. 150.000,-
Jumlah biaya produksi Rp. 2.625.000,-
2) Pendapatan
a) Panen
I (2 bulan) 400 ekor @ Rp.1.000,- Rp. 400.000,-
b) Panen
II (4 bulan) 250 ekor @ Rp. 3.000,- Rp. 750.000,-
c) Panen
III ( 2 bulan) 250 ekor @ Rp. 10.000,- Rp. 2.500.000,-
Jumlah pendapatan Rp. 3.650.000,-
3) Keuntungan dalam 7
bulan Rp. 1.025.000,-
a) Keuntungan
per bulan Rp. 146.425,-
4) Parameter
kelayakan usaha B/C
ratio 1,39
2.9.2 Gambaran
Peluang Agribisnis
Dengan
adanya luas perairan umum di Indonesia yang terdiri dari sungai, rawa, danau alam dan buatan seluas hampir mendekati 13
juta ha merupakan potensi alam yang sangat
baik bagi pengembangan usaha perikanan di Indonesia. Disamping itu banyak potensi pendukung lainnya yang
dilaksanakan oleh pemerintah dan swasta dalam
hal permodalan, program penelitian dalam hal pembenihan,
penanganan penyakit dan hama dan penanganan pasca panen, penanganan budidaya serta adanya kemudahan dalam hal
periizinan import.
Walaupun
permintaan di tingkal pasaran lokal akan ikan mas dan ikan air tawar lainnya selalu mengalami pasang surut, namun
dilihat dari jumlah hasil penjualan secara
rata-rata selalu mengalami kenaikan dari tahun ke tahun.
Apabila
pasaran lokal ikan mas mengalami kelesuan, maka akan sangat berpengaruh terhadap harga jual baik di tingkat
petani maupun di tingkat grosir di pasar ikan.
Selain itu penjualan benih ikan mas boleh dikatakan hampir tak ada masalah, prospeknya cukup baik. Selain adanya potensi
pendukung dan faktor permintaan komoditi
perikanan untuk pasaran lokal, maka sektor perikanan
merupakan salah satu peluang usaha bisnis yang cerah.
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Ikan
mas merupakan jenis ikan konsumsi air tawar, berbadan memanjang pipih kesamping dan lunak.
Budidaya
ikan mas telah berkembang pesat di kolam biasa, di sawah, waduk, sungai air deras, bahkan ada yang dipelihara
dalam keramba di perairan umum.
Keberadaan Ikan
Mas menjadikan Indonesia memiliki sumber daya lestari terpendam yang khas dan
diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi peningkatan kesejahteraan dan
taraf hidup masyarakat.
Ikan Mas
meruapakan salah satu komoditi perikanan yang pasaran ekspornya cukup
menonjol, sehingga selama sekitar 10 tahun terakhir telah berkembang cukup pesat.
Karena besarnya permintaan pasaran internasional, menyebabkan munculnya
inisiatif masyarakat untuk mengembangkan usaha ikan Mas dengan cara budidaya
Secara teknis
budidaya ikan Mas dapat dilaksanakan di berbagai daerah di Indonesia, karena
didukung oleh sumber daya alam dan iklim yang sesuai dengan tuntutan hidup ikan
Mas. Tetapi untuk memperoleh produktivitas yang tinggi, diperlukan
intensifikasi pemeliharaan dan technological engineering terutama dalam
penyediaan bibit yang dipijahkan secara teknologis
3.2 SARAN
Penulis
menyadari bahwa dalam penulisan dan penguraian isi makalah ini masih jauh dari
nilai kesempurnaan sebuah makalah, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan
adanya kritik dan saran dari para pembaca yang sifatnya membangun atau memotivasi
penulis guna untuk penyempurnaan penyusunan makalah selanjutnya yang lebih baik
lagi.
Penulis juga
berharap agar makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi para
pembaca pada umumnya. Amin.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.hasanhariyadi95.blogspot.net/hasanhariyadi95/makalah-media-sosial-hariyadi_fc
hasanhariyadi,kurikulum2013.magelang
No comments:
Post a Comment